KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI
Definisikepemimpinan
Kepemimpinan adalah Kemampuan memperoleh konsensus dan keika
tanpa dasasaran bersama, melampaui syarat-syarat organisasi, yang dicapai
dengan pengalaman sumbangan dan kepuasan di pihak kelompok kerja.Dan dapat
diterangkan secara lebih rinci seperti berikut.
Kemampuan memperoleh :kepemimpinan merupakan proses pengaruh
yang memungkinkan manajer membuat orang –orangnya bersedia mengerjakan
apa yang harus di kerjakan.
Kosensus dan keikatan : Lenin pernah mengatakan bahwa 100
orang terorganisasikan , yang terikat kepada suatu sasaran, akan
menundukan 1000 orang. Jhonhan cock menyatakan bahwa ia lebih senang kepada
keputusan yang 50% benar secara teknis dan kelompok menerimanya 90% antusiasme
, daripada suatu keputusan yang 90% benar secara teknis dan kelompok
menerimanya hanya dengan 50 % antusiasme. Inilah sebabnya mengapa pemimpin
jikalau mungkin, berusaha mendapatkan consensus dan keikatan daripada
kesewenang-wenangan keunggulan satu suara.
Pada sasaran bersama : ini membedakan kepemimpinan dari
manipulasi. Tujuan pemimpin dan bawah anti dan tidak usah sama, dan jarang
dapat sama. Tetapi harus ada beberapa sasaran bersama, jika hendak berkerja
sama.
Yang di capai :kepemimpinan adalah suatu faktor kelipatanyan
berurusan dengan 35 sampai 40% lebihnya. Tujuannya adalah untuk memberikan hasil
yang melebihi harapan biasa organisasi . .
Pengalaman sumbangan dan kepuasan :ini meliputi jauh lebih banyak
dari pada sekedarperasaan menyumbang sukses dan kepuasan belaka. Sementara bos,
lurah dan boneka mungkin hanya memperhatikan pemuasan kebutuhan mereka sendiri, pemimpin
harusmemungkinkan pasukannya memenuhi beberapa kebutuhan penting mereka.Jadi,
pemimpin adalah orang yang memungkinkan atau mempermudah sesuatu.
DefinisiOrganisasi
Penyusunan dan pengaturan bagian – bagian hingga menjadi
suatu kesatuan; sususan dan aturan dari berbagai bagian sehingga merupakan
kesatuan yang teratur; gabungan kerja sama (untuk mencapai tujuan tertentu).
Kamus modern bahasa Indonesia M. dahlan Al Barry
Organisasi adalah susunan dan aturan dari berbagai – bagian
bagian (orang dsb) sehingga merupakan kesatuan yang teratur.
W.J.S. Poerwadarminta, KamusUmum Bahasa Indonesia
Organisasi
adalah system sosial yang memiliki identitas kolektif yang tegas, daftar
anggota yang terperinci, program kegiatan yang jelas, dan prosedur pergantian
anggota.
JanuMurdiyamoko& Citra Handayani, Sosiologiuntuk SMU
Kelas I
Menurut Stoner, organisasi adalah suatu pola
hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer
mengejar tujuan bersama.
MenurutJames D. Mooney
Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk
mencapai tujuan bersama.
Jadi sudah sangat jelas bahwa organisasi itu pasti
mengandung unsure individu yang berkumpul dalam sebuah kelompok yang memiliki
tujuan tertentu, memiliki aturan tertentu sesuai dengan kebutuhan organisasi
tersebut, dan di dalamnya terdapat susunan kepemimpinan untuk mengatur jalannya
organisasi tersebut agar berjalan dengan baik.
Kepemimpinan dalam organisasi
Kepemimpinan dalam organisasi mencakup segala aspek yang
sudah dijelaskan tadi, didalamnya terdapat peran dari pemimpin dan sikap
kepemimpinan yang harus dimiliki untuk mengatur organisasi tersebut,
kepemimpinan tentu saja sangat penting bagi jalannya organisasi karena jika
sebuah organisasi berjalan tanpa adanya unsure kepemimpinan yang baik dari
anggotanya juga dari pemimpin organisasinya, maka setiap masalah yang muncul
dalam berjalannya organisasi tersebut akan sulit untuk diselesaikan secara
cepat dan efisien, yang mengakibatkan tujuan adanya organisasi tersebut
terhambat dan kepuasan dari tercapainya tujuan tersebut persentasenya sangatlah
rendah.
Karakteristik pemimpin sukses terdiri dari :
·
Cerdas
·
Terampil secara konseptual
·
Kreatif
·
Diplomatis dan taktis
·
Lancar berbicara
·
Memiliki pengetahuan ttg tugas kelompok
·
Persuasive
·
Memiliki keterampilan sosial
Sedangkan Robins (1996) mengatakan bahwa teori ini adalah
teori yang mencari ciri-ciri kepribadian sosial, fisik atau intelektual yang membedakan
pemimpin dan yang bukan pemimpin.
Fungsi – Fungsi
Kepemimpinan
·
Menyampaikan Informasi
·
Memberikan Perintah
·
Mendelegasikan wewenang
·
Memberikan motivasi
·
Menerima Umpan balik
·
Mengkoordinasikan manusia dan pekerjaan
·
Melakukan Pengendalian
Mitos Mengenai
Kepemimpinan Organisasi
Dijaman sekarang ini sudah sedikit sekali sosok – sosok
pemimpin yang benar – benar memiliki jiwa kepemimpinan.Mereka hanya sekedar
ingin mendapatkan posisi tersebut namun tidak dapat bertanggung jawab dengan
posisinya, yaitu sebagai pemimpin.Dan ada beberapa omong kosong yang
masih beredar mengenai kepemimpinan. Berikut ada beberapa bentuk omong kosong
yang masih biasa didapati :
·
Seorang pemimpin harus mempunyai kepribadian
·
Seorang pemimpin harus demokratis
·
Seorang pemimpin harus mempunyai garis keturunan
kepemimpinan
·
Seorang pemimpin harus manis dan cerdik
·
Seorang Pemimpin harus mempunyai karisma
·
Seorang pemimpin harus menciptakan situasi yang
tepat
·
Seorang pemimpin harus agresif.
Padahal seharusnya seorang pemimpin harus memiliki sifat –
sifat seperti dibawah ini :
1.
Kemampuan mendapatkan kerjasama
2.
Kemampuan administrasi
3.
Daya Tarik
4.
Kemampuan bekerja sama
5.
Kemampuan mengasuh
6.
Popularitas
7.
Kecakapan hubungan antar manusia
8.
Partisipasi sosial
9.
Cepat tanggap
Dan sifat – sifat yang berhubungan dengan tugas juga penting
:
1.
Kebutuhan berprestasi
2.
Dorongan bertanggung jawab
3.
Inisiatif
4.
Tanggung jawab dalam mengejar sasaran
5.
Orientasi tugas.
Memperbaiki
Kepemimpinan
Tidak ada rumus gaib bagi kepemimpinan yang efektif, tetapi
dapat mengambil beberapa langkah positif untuk memperbaiki perilaku.Sebaiknya
lugas, tetapi jangan condong meremehkan persoalan. Perilaku kepemimpinan
terjadi ditengah – tengah sejumlah besar medan kekuatan, antara lain :
Organisasi. Ini mencakup filsafat perusahaan, tradisi,
kebiasaan, Suasana, dan cara beroperasi.
Teknik.Jenis berbagai tugas dalam perusahaan besar ada
banyak, masing-masing mempunyai tuntunan sendiri dan menentukan disiplin sendiri-sendiri.
Unit kerja. Kelompok-kelompok sangat berlainan tingkat
identifikasi mereka dengan tujuan organisasi, sikap mereka terhadap organisasi,
tekanan-tekanan yang harus mereka perhatikan, norma perilaku, sistem ganjaran
hukuman, kepaduan, dan homogenitas mereka.
Individu.Masing – masing bawahan mempunyai pola unik
mengenai kebutuhannya, keinginannya, cita-citanya, motivasinya, kekuatannya,
kelemahannya, dan tujuannya.
Manajerial.Tiap pemimpin mengepalai suatu kelompok,
berkaitan dengan rekan, dan melapor kepada atasan.Masing –masing mempunyai
konsep sendiri mengenai efektivitas, pergaulan yang tepat, dan perilaku yang
dapat diterima.Harus menghindari untuk menjadi pemimpin dengan cepat.
Kembangkan kepekaan seorang pemimpinakan petunjuk. Seorang
pemimpin harus bisa menganalisis suatu permasalahan dengan tenang sehingga
seorang pemimpin juga dapat mengerti kenyataan apa yang sedang dihadapi.
Kembangkan kepekaan seorang pemimpin terhadap isyarat.Kekuasaan
dan pengaruh mempunyai berbagai bentuk dan dibagikan secara tidak merata
diseluruh organisasi. Hendaknya seorang pemimpin peka terhadap
isyarat-isyarat dari kelompok dan individu yang mempunyai kekuasaan.
Tipe- Tipe
Kepemimpinan
1.
Otokratis
Yaitu seorang pemimpin yang menganggap organisasi sebagai
milik pribadi, hal ini menyebabkan tipe pemimpin ini selalu mengidentikan
kepentingan pribadi daripada tujuan organisasi, membuat pemimpin tersebut
memiliki pribadi yang selalu menganggap bawahan sebagai alat semata-mata, tidak
mau menerima kritik, saran dan pendapat, terlalu bergantung pada kekuasaan
formalnya, karena itu dalam tindakan pergerakannya mengandung unsure paksaan
dan punitive atau bersifat menghukum.
2.
Tipe Militeristis
Yaitu pemimpin yang menggunakan system perintah dalam
menggerakan bawahannya, senang bergantung pada pangkat dan jabatan dalam
menggerakan bawahannya, senang kepada formalitas yang berlebih-lebihan,
menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan, dan tidak berbeda jauh
dengan Otokratis, pemimpin seperti ini sukar menerima kritikan dari bawahan dan
menggemari upacara-upacara untuk berbagai acara dan keadaan.
3.
Tipe Paternalistis
Yaitu pemimpin yang menganggap bawahannya sebagai manusia
yang tidak dewasa, biasanya bersikap terlalu melindungi, jarang memberikan
kesempatan pada bawahannya untuk mengambil keputusan dan inisiatif, juga jarang
memberikan kesempatan bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan
fantasinya, pemimpin tipe ini sering bersikap maha tahu.
4.
Tipe Kharismatis
Tipe pemimpin ini memang sukar untuk dijelaskan secara
teori, dalam kenyataan nya pemimpin kharismatis ini mempunyai daya tarik yang
sangat besar, yang mengakibatkan timbulnya rasa kagum dari para pengikutnya,
menimbulkan rasa hormat yang begitu besar dari bawahannya dan pemimpin
kharismatis ini selalu memiliki pengikut yang sangat banyak.
5.
Tipe Laissez Faire
Pemimpin tipe ini dalam memimpin organisasi mempunyai
sikap yang permisif, dalam arti bahwa para anggota organisasi boleh saja
bertindak sesuai dengan keyakinan hati nurani, tapi kepentingan bersama dijaga
dengan baik, dalam kenyataan nya organisasi yang dipimpin oleh pemimpin seperti
ini akan berjalan lancer dengan sendirinya karena para anggota organisasi
terdiri dari orang-orang yang sudah dewasa yang sudah memahami tujuan, sasaran
dan tugasnya dalam organisasi tersebut.
6.
Tipe Demokratis
Pemimpin seperti ini akan selalu berusaha
mensingkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan
tujuan pribadai dari para bawahannya, senang menerima saran dari para
bawahannya karena memiliki sifat demokratis, dia akan selalu berusaha
menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya, selalu mengutamakan kerjasama
dalam mencapai tujuan, berusaha mengembangkan kapasitas dari pribadinya sebagai
pemimpin, dan suka melibatkan bawahannya secara aktif dalam menentukan nasib
sendiri melalui peran sertanya dalam proses pengambilan keputusan.
Teori – Teori Dalam
Studi Kepemimpinan
Teori Great Man
·
Kepemimpinan merupakan bakat atau bawaan sejak
seseorang lahir
·
Bennis & Nanus (1990) menjelaskan bhw teori
ini berasumsi pemimpin dilahirkan bukan diciptakan
·
Kekuasaan berada pd sejumlah org tertentu, yang
melalui proses pewarisan memiliki kemampuan memimpin atau karena keberuntungan
memiliki bakat untuk menempati posisi sebagai pemimpin
·
“Asal Raja Menjadi Raja”2
Teori Big Bang
·
Suatu peristiwa besar menciptakan seseorang
menjadi pemimpin
·
Mengintegrasikan antara situasi dan pengikut
·
Situasi mrpk peristiwa besar seperti revolusi,
kekacauan/kerusuhan, pemberontakan, reformasi dll
·
Pengikut adalah orang yang menokohkan seseorang
dan bersedia patuh dan taat
Teori Sifat (Karakteristik) Kepribadian
·
Seseorg dpt menjadi pemimpin apabila memiliki
sifat yang dibutuhkan oleh seorang pemimpin
·
Titik tolak teori : keberhasilan seorang
pemimpin ditentukan oleh sifat kepribadian baik secara fisik maupun psikologis
·
Keefektifan pemimpin ditentukan oleh sifat, perangai
atau ciri kepribadian yang bukan saja bersumber dari bakat, tapi dari
pengalaman dan hasil belajar
Teori Perilaku (Behavior Theories)
·
Keberhasilan seorang pemimpin sangat tergantung
pada perilakunya dalam melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan
·
Gaya atau perilaku kepemimpinan tampak dari cara
melakukan pengambilan keputusan, cara memerintah (instruksi), cara memberikan
tugas, cara berkomunikasi, cara mendorong semangat bawahan, cara membimbing dan
mengarahkan, cara menegakkan disiplin, cara memimpin rapat, cara menegur dan
memberikan sanksi
Teori Kontingensi atau Teori Situasional
·
Resistensi atas teori kepemimpinan sebelumnya
yang memberlakukan asas-asas umum untuk semua situasi
·
Teori ini berpendapat bahwa tidak ada satu jalan
(kepemimpinan) terbaik untuk mengelola dan mengurus satu organisasi
Filosofi Teori
§
Contingency Approach
Respon atau reaksi yang timbul berfokus pada pendapat bahwa
dalam menghadapi situasi yang berbeda diperlukan perilaku atau gaya
kepemimpinan yang berbeda
§
Situational Approach
Perilaku atau gaya kepemimpinan harus sesuai dengan situasi
yang dihadapi oleh seorang pemimpin
Contoh Kasus
Secara hukum tata negara, bangsa Indonesia menerapkan sistem
pemerintahan presidensial. Sistem ini membutuhkan kepemimpinan yang kuat dari
presiden dan parlemen yang kuat dalam mendukung program-program yang hendak
dijalankan oleh pemerintah. Jika salah satunya tidak terpenuhi, maka akan
berpengaruhi pelaksanaan program-program pemerintah.
Hal ini disampaikan oleh Pakar Hukum Tata Negara dari UGM
Zainal Arifin Mochtar dalam diskusi yang diselenggarakan oleh Transperancy
International Indonesia (TII) di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, pada Kamis
(2/10).
Diskusi yang bertemakan “Perppu SBY: Solusi atau Jebakan”
dihadiri juga oleh pakar hukum tata negara lain, yakni Refly Harun dan Saldi
Isra serta pengamat politik dari Lingkar Madani Indonesia Ray Rangkuti. Diskusi
ini dipandu oleh pengamat dari LIPI Jaleswari Pramodhawardani.
“Dalam konteks sistem presidensial di Indonesia, sangat
dibutuh kepemimpinan yang kuat dan parlemen yang kuat. Jika tidak terpenuhi
salah satunya, kita akan menderita penyakit seperti yang kita dialami di era
pemerintahan SBY atau di masa transisi ke Jokowi atau pemerintahan Jokowi
nanti,”ujar Zainal Arifin.
Zainal mengungkapkan bahwa dalam pemerintahan SBY,
parlemennya kuat, namun kepemimpinan dari SBY lemah. Hal ini mengakibatkan SBY
tersandera oleh kepentingan parlemen dibandingkan kepentingan rakyat. Padahal
SBY, dipilih oleh hampir 60 persen penduduk Indonesia.
“SBY membangun parlemen yang kuat dengan koalisi yang gemuk.
Namun, pemerintahan juga toh tidak berjalan, tetapi dipenuhi transaksi
kepentingan partai,”tuturnya.
Menurutnya, hal ini akan berbeda dengan pemerintahan
Jokowi-JK yang akan datang. Zainal menilai Jokowi memiliki jiwa kepemimpinan
yang kuat untuk menjalankan roda pemerintahan dalam sistem presidensial. Namun,
Jokowi belum memiliki parlemen yang kuat. Konsekuensinya, pemerintahan Jokowi
kemungkinan besar tidak stabil dan program-programnya akan dijegal di parlemen.
“Realitas politik yang terjadi akhir-akhir ini, mulai dari
UU MD3, UU Pilkada, pemilihan ketua dan alat kelengkapan DPR, sudah menunjukkan
upaya-upaya dari parlemen menjegal pemerintahan Jokowi-JK,”ungkapnya.
Zainal pun mengharapkan kubu Jokowi-JK bisa membangun
komunikasi politik dengan partai lain untuk menambah mitra koalisi agar
memperkuat posisi di parlemen.
Dalam kasus ini sosok seorang pemimpin sangat berperan
penting dalam menjalankan pemerintahan. Seorang pemimpin juga harus kuat dalam
menghadapi permasalahan apapun agar pemerintahan tetap berjalan dengan baik dan
dapat mewujudkan tujuan yang ingin dicapai. didalam kasus ini juga terlihat
perbedaan cara kepemimpinan antara SBY dengan Jokowi untuk menjalankan
pemerintahan yang dipimpin oleh kedua tokoh nomer satu di Indonesia.
Seorang pemimpin juga harus bisa menuntun dan membawa para
bawahannya untuk lebih maju dan membawa parlemnnya agar lebih kuat lagi agar
tidak mudah terhasut. Seorang pemimpin harus tegas kepada anggotanya. Jika
pemimpin dalam organisasi tersebut memiliki sifat yang lemah dan mudah terhasut
maka anggotanya yang berbuat salah tersebut akan deberikan sanksi yang tidak
sepadan dengan perbuatannya yang sudah mencoreng nama baik partai/organisasi
tersebut.
Maka dari itu dibutuhkan seorang pemimpin yang bertanggung
jawab, jujur, ulet, tegas, pintar dalam mengambil keputusan, dan harus kuat
dalam menghadapi permasalahan apapun, dapat menemukan solusi yang efektif dan
cepat dari permasalahan yang sedang dihadapi, serta dapat membawa parlemen nya
menjadi parlemen yang lebih kuat lagi agar tidak mudah goyah pemerintahannya.
SUMBER:
https://edigooners.wordpress.com/2014/10/09/185/

Komentar
Posting Komentar